Shalat Malam

Wahai orang yang berselimut (Muhammad) !

Arti berselimut di sini bukanlah benar-benar berselimut kain karena kedinginan, melainkan tanggungjawab nubuwat dan risalat yang diberikan Allah kepada beliau, karena begitu beratnya seakan-akan membuat badan menjadi “panas-dingin”, yaitu suatu perintah dari Allah yang wajib disampaikan kepada manusia terutama terlebih dahulu kepada kaumnya yang terdekat yang masih sangat kuat mempertahankan jahiliyah dan kemusyrikan.

Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil,(yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.

Imam al-Hakim meriwayatkan dari Aisyah yang berkata, “ketika turun ayat, ‘Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil, mereka (Nabi Saw. dan para sahabat) terus melakukan shalat malam tanpa henti hingga kaki-kaki mereka menjadi bengkak.

Allah lalu menurunkan ayat 20 dalam surat al-Muzzammil. Maka kemudian Allah jadikan shalat malam hukumnya sunnah. Namun tetap berfungsi sebagai pembekalan secara efektif bagi penerus risalah Nabi Muhammad saw, sekaligus sebagai jalan untuk meraih kemuliaan di sisi Allah. Seperti dalam firman-Nya. “Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ketempat yang terpuji”. (QS.17: 79)

Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu. Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan pada waktu itu) lebih berkesan.

Sesungguhnya pada siang hari engkau sangat sibuk dengan urusan-urusan yang panjang. Dan sebutlah nama Tuhanmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan sepenuh hati. (Dialah) Tuhan timur dan barat, tidak ada tuhan selain Dia, maka jadikanlah Dia sebagai pelindung. Dan bersabarlah (Muhammad) terhadap apa yang mereka katakan dan tinggalkanlah mereka dengan cara yang baik.

(QS Al-Muzzammil 73:1-10)
====================

Referensi :
Quran dan Terjemahan Al Hidayah tafsir kitab Al Munir karya Imam Nawawi Al Bantany, Ulama banten yang mengajar di Masjidil Haram, Wafat 1897 M , Penerbit Kalim.
Asbabun Nuzul: Sebab Turunnya Al-Qur’an karya Jalaludin as-Suyuthi, Hal 600-601, Penerbit Gema Insani tahun 2008.
https://saifulelsaba.wordpress.com/2013/10/13/tadabbur-qs-al-muzammil/

 

Iman dan Ujian

Hijrah dan segala hambatannya adalah ujian keimanan.

Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji ? (QS Al Ankabut 29:2)

Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu. (QS Muhammad 47:31)

Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami. (QS Al Anbiya 21:35)

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). (QS Al Baqarah 2:155-157)

Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan allah?” Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. (QS Al Baqarah 2:155-157)

====================

Referensi :
Quran dan Terjemahan Al Hidayah tafsir kitab Al Munir karya Imam Nawawi Al Bantany, Ulama banten yang mengajar di Masjidil Haram, Wafat 1897 M , Penerbit Kalim.

 

Neraka Saqar

“Dan tahukah kamu apa Neraka Saqar itu ?”

“Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan, yang menghanguskan kulit manusia. Diatasnya ada 19 malaikat penjaga.”

“Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam neraka saqar ?”

Mereka menjawab, “Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan shalat, dan kami juga tidak memberi makan orang miskin, bahkan kami biasa berbincang (untuk tujuan yang batil), bersama orang-orang yang membicarakannya, dan kami mendustakan hari pembalasan, sampai datang kepada kami kematian”.

Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat (pertolongan) dari orang-orang yang memberikan syafaat. Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar suatu peringatan. Maka barang siapa yang menghedaki, tentu dia mengambil pelajaran darinya.

(QS Al Muddassir 74 : 56 Ayat)

====================

Referensi :
Quran dan Terjemahan Al Hidayah tafsir kitab Al Munir karya Imam Nawawi Al Bantany, Ulama banten yang mengajar di Masjidil Haram, Wafat 1897 M , Penerbit Kalim.