Kebaikan

Maka di antara manusia ada yang berdoa,

“Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia” maka di akhirat dia tidak memperoleh bagian apa pun.

Dan di antara mereka ada yang berdoa,

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.” Mereka itulah yang memperoleh bagian dari apa yang telah mereka kerjakan, dan Allah Mahacepat perhitungan-Nya.

(QS Al-Baqarah 2:200-201)
====================

Referensi :
Quran dan Terjemahan Al Hidayah tafsir kitab Al Munir karya Imam Nawawi Al Bantany, Ulama banten yang mengajar di Masjidil Haram, Wafat 1897 M , Penerbit Kalim.

Islam Generasi Pertama

Tiga tahun pertama dakwah Rasulullah SAW dilakukan di Mekkah dan bersifat sirriyah (sembunyi-sembunyi) karena dakwah beliau sangat bertolak belakang dengan keyakinan prinsip masyarakatnya yang penuh dengan nilai kesyirikan. Lapisan masyarakat yang paling pertama beliau serukan ajaran Islam tentu saja adalah keluarga dan kenalan dekatnya, itupun beliau pilih hanya kepada mereka yang ada tanda-tanda kebaikan pada dirinya.

Pada awal dakwahnya terkumpul sejumlah orang yang dikenal sebagai as-Saabiquunal Awwalun (Generasi pertama yang menerima islam)

  • Khadijah binti Khuwailid istri Nabi SAW,
  • budaknya Zaid bin Haritsah,
  • sepupuya Ali bin abi Thalib yang saat itu masih belia dirawat Rasulullah SAW,
  • kemudian sahabat dekatnya Abu Bakar as Shiddiq.

Abu Bakar as Shiddiq setelah masuk islam, langsung turut serta berdakwah. Lewat usaha beliau ditambah perangainya yang terpuji serta kedudukannya yang terhormat ditengah masyarakat, dakwahnya cepat memberikan hasil.

Tak berapa lama tercatatlah sejumlah orang yang masuk Islam lewat beliau, diantaranya : Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Thalhah bin Ubaidillah. Mereka juga digolongkan generasi pertama dari kalangan sahabat yang banyak berperan dalam dakwah Rasulullah SAW.

Sementara itu, wahyu terus diturunkan, umumnya pendek-pendek, namun memiliki tekanan yang kuat untuk membersihkan hati dari berbagai kotoran duniawi, sangat sesuai dengan kondisi saat itu yang menuntut kelembutan hati dan jiwa. Selain itu wahyu yang turun banyak menggambarkan surga dan neraka. Sedikit demi sedikit lahirlah ikatan hati yang kuat diantara mereka, kemudian lahirlah rasa ukhuwwah dan tolong-menolong sehingga semakin mengokohkan keimanan mereka.

====================

Referensi :
Ar Rahiqul-Makhtum oleh Syekh Syafiyyur-Rahman Mubarakfury, terjemahan : Abdullah Haidir, Hal 24-25, Penerbit Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang al-Sulay, Riyadh, KSA, Cetakan Pertama Juni 2005.

Hari Jum’at

Nabi saw bersabda “Barangsiapa yang meninggalkan jum’at sampai 3 kali tanpa ada udzur (alasan), maka allah akan menutup pintu hatinya.”

Ada seorang lelaki berdebat dengan Ibnu Abbas ra, dia menanyakan kepada Ibnu Abbas tentang lelaki yang mati dan tidak pernah jum’atan (sholat jum’at) atau jamaah. Maka Ibnu Abbas ra berkata “Dia masuk neraka”.

====================

Referensi :
Kitab Mukasyafatul Qulub (Rahasia Ketajaman Mata Hati) terjemahan Fatihuddin Abul Yasin, penulis Imam Ghazali. Bab 66 Keutamaan shalat jum’at, Hal 302, Penerbit Terbit Terang Surabaya.

Shalat Malam

Wahai orang yang berselimut (Muhammad) !

Arti berselimut di sini bukanlah benar-benar berselimut kain karena kedinginan, melainkan tanggungjawab nubuwat dan risalat yang diberikan Allah kepada beliau, karena begitu beratnya seakan-akan membuat badan menjadi “panas-dingin”, yaitu suatu perintah dari Allah yang wajib disampaikan kepada manusia terutama terlebih dahulu kepada kaumnya yang terdekat yang masih sangat kuat mempertahankan jahiliyah dan kemusyrikan.

Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil,(yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.

Imam al-Hakim meriwayatkan dari Aisyah yang berkata, “ketika turun ayat, ‘Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil, mereka (Nabi Saw. dan para sahabat) terus melakukan shalat malam tanpa henti hingga kaki-kaki mereka menjadi bengkak.

Allah lalu menurunkan ayat 20 dalam surat al-Muzzammil. Maka kemudian Allah jadikan shalat malam hukumnya sunnah. Namun tetap berfungsi sebagai pembekalan secara efektif bagi penerus risalah Nabi Muhammad saw, sekaligus sebagai jalan untuk meraih kemuliaan di sisi Allah. Seperti dalam firman-Nya. “Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ketempat yang terpuji”. (QS.17: 79)

Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu. Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan pada waktu itu) lebih berkesan.

Sesungguhnya pada siang hari engkau sangat sibuk dengan urusan-urusan yang panjang. Dan sebutlah nama Tuhanmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan sepenuh hati. (Dialah) Tuhan timur dan barat, tidak ada tuhan selain Dia, maka jadikanlah Dia sebagai pelindung. Dan bersabarlah (Muhammad) terhadap apa yang mereka katakan dan tinggalkanlah mereka dengan cara yang baik.

(QS Al-Muzzammil 73:1-10)
====================

Referensi :
Quran dan Terjemahan Al Hidayah tafsir kitab Al Munir karya Imam Nawawi Al Bantany, Ulama banten yang mengajar di Masjidil Haram, Wafat 1897 M , Penerbit Kalim.
Asbabun Nuzul: Sebab Turunnya Al-Qur’an karya Jalaludin as-Suyuthi, Hal 600-601, Penerbit Gema Insani tahun 2008.
https://saifulelsaba.wordpress.com/2013/10/13/tadabbur-qs-al-muzammil/

 

Iman dan Ujian

Hijrah dan segala hambatannya adalah ujian keimanan.

Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji ? (QS Al Ankabut 29:2)

Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu. (QS Muhammad 47:31)

Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami. (QS Al Anbiya 21:35)

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). (QS Al Baqarah 2:155-157)

Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan allah?” Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. (QS Al Baqarah 2:155-157)

====================

Referensi :
Quran dan Terjemahan Al Hidayah tafsir kitab Al Munir karya Imam Nawawi Al Bantany, Ulama banten yang mengajar di Masjidil Haram, Wafat 1897 M , Penerbit Kalim.

 

7 Tanda Orang Takut Pada Allah

Lidah : Dicegah mengatakan yang bohong, mengunjing, adu domba, membual atau perkataan yang tidak bermanfaat. Kemudian dia menyibbukan diri dzikir kepada Allah, membaca Al Qur’an atau diskusi masalah ilmu.

Hatinya : Tidak akan mengeluarkan perasaan permusuhan, kebohongan, kedengkian terhadap kawan karena dengki mampu menghapus semua kebajikan, sebagaimana ada

Sabda Nabi Saw : “Dengki mampu menghancurkan kebajikan sebagaimana api melahap kayu bakar”. Dan ketahuilah bahwa dengki (hasud) termasuk salah satu penyakit hati yang parah, dimana penyakit tersebut tidak bisa disembuhkan kecuali dengan ilmu dan amal.

Pandangan : Dia tidak akan memandang hal-hal yang haram, dari segi makanan, minuman, pakaian dan lain-lain. Juga memandang dunia tidak berdasarkan kesenangan, melainkan dia memandang sebagai pelajaran. Jelasnya, ia tidak akan memandang terhadap seusatu yang tidak halal baginya.

Sabda Nabi Saw : “Barang siapa yang memenuhi pandangannya dengan barang haram maka kelak Allah Ta’ala akan memenuhi dengan api neraka”.

Perut : Dia tidak akan memasukkan barang haram ke perutnya, karena hal itu merupakan dosa besar sebagaimana yang disabdakan Nabi Saw :

“Bilamana satu suapan barang haram masuk ke perut anak Adam maka setiap malaikat di bumi dan di langit melaknati selama sesuap masih dalam perutnya. Bila dalam keadaan itu dia mati, maka dia masuk neraka Jahannam.”

Tangan : Dia tidak akan menjamah barang haram, kecuali hanya mengambil sesuatu yang dapat menambah ketaatan kepada Allah Ta’ala.

Diriwayatkan melalui Ka’ab Al Ahbar ra. Sesungguhnya Nabi Saw bersabda : “Sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan wilayah yang terbuat dari “Zabarjudah Hijau”, dimana di dalamnya ada 1000 kampung dan setiap kampungnya ada 70.000 rumah, yang seseorang tidak bisa masuk kecuali seseorang yang menjauhi barang haram karena takut terhadap Allah Ta’ala.”

Kaki : Tidak akan dibuat berjalan ke arah kemaksiatan, justru berjalan ke arah yang bisa membuat dia semakin taat dan ridho kepada allah, yakni berkumpul dengan para ulama dan orang shaleh.

Taat : Sikap taatnya murni ikhlas karena Allah Ta’ala. Dia takut diselipi sikap riya’ dan munafik. Dan ketika dia melakukan hal seperti ini, maka dia termasuk golongan orang yang difirmankan Allah Ta’ala :

“Kehidupan akherat menurut Tuhanmu ialah hanya bagi orang-orang yang bertakwa”.  (QS Az Zukhruf 43 : 35)

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam taman-taman dan mata air” (QS Al Hijr 15 : 45)

“Sesungguhnya orang – orang yang bertaqwa berada di Surga dan penuh kenikmatan” (QS At Thuur 52 : 17)

“Sesungguhnya orang – orang yang bertaqwa selalu pada tempat yang aman” (QS Ad Dukhon 44 : 51)

====================

Referensi :
Kitab Mukasyafatul Qulub (Rahasia Ketajaman Mata Hati) terjemahan Fatihuddin Abul Yasin, penulis Imam Ghazali. Bab I Takut, Hal 11-12, Penerbit Terbit Terang Surabaya.

Saksi

Hendaklah setiap nafs (diri, jiwa, dan roh) memperhatikan apa yang diajukan kelak. Maksudnya engkau memiliki perbuatan bagus apa yang akan menjadi bekal pada hari kiamat. Sebab para malaikat, bumi, langit, siang dan malam, semuanya menyaksikan apapun yang dikerjakan oleh anak cucu Adam as dari segi kejahatannya, kebajikan, ketaatan atau kemaksiatan. Sampai-sampai seluruh anggota tubuhnya sendiri menyaksikan apa yang diperbuat.

Bumi menjadi saksi buat orang mukmin dan zuhud. Bumi tersebut berkata : “Dia telah membaca sholawat, puasa, haji dan sebagai pejuang, yang semuanya melebihi aku.” Maka bergembiralah hati orang mukmin dan hati orang zuhud.

Bumi itupun menjadi saksi buat orang kafir, alhi maksiat, dan berkata : “Dihadapanku, Diatasku mereka mengerjakan kemusyrikan, zina, mabuk-mabukan, dan memakan barang haram, Maka celakalah mereka kelak pada hari perhitungan amal tepat dihadapan Dzat yang Maha Pengasih.

====================

Referensi :
Kitab Mukasyafatul Qulub (Rahasia Ketajaman Mata Hati) terjemahan Fatihuddin Abul Yasin, penulis Imam Ghazali. Bab I Takut, Hal 10-11, Penerbit Terbit Terang Surabaya.

Neraka Saqar

“Dan tahukah kamu apa Neraka Saqar itu ?”

“Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan, yang menghanguskan kulit manusia. Diatasnya ada 19 malaikat penjaga.”

“Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam neraka saqar ?”

Mereka menjawab, “Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan shalat, dan kami juga tidak memberi makan orang miskin, bahkan kami biasa berbincang (untuk tujuan yang batil), bersama orang-orang yang membicarakannya, dan kami mendustakan hari pembalasan, sampai datang kepada kami kematian”.

Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat (pertolongan) dari orang-orang yang memberikan syafaat. Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar suatu peringatan. Maka barang siapa yang menghedaki, tentu dia mengambil pelajaran darinya.

(QS Al Muddassir 74 : 56 Ayat)

====================

Referensi :
Quran dan Terjemahan Al Hidayah tafsir kitab Al Munir karya Imam Nawawi Al Bantany, Ulama banten yang mengajar di Masjidil Haram, Wafat 1897 M , Penerbit Kalim.

Waraqah bin Naufal

Khadijah dan Rasullullah pergi kerumah pamannya, Waraqah bin Naufal. Dia banyak mengetahui isi Kitab Taurat dan Injil. Orang tua yang renta lagi buta. Rasulullah menceritakan apa yang terjadi, kemudian :

Waraqah : “Itu adalah Malaikat Jibril yang Allah turunkan kepada Nabi Musa, engkaulah Nabi umat ini. Sayang sekali, seandainya saja aku masih hidup, saat engkau diusir oleh kaummu ?”

Rasulullah SAW : “Apakah mereka akan mengusir aku ?”

Waraqah : “Ya, tidak ada seorangpun membawa seperti apa yang kamu bawa kecuali dia akan dimusuhi. Seandainya aku mengalami saat hal itu terjadi, aku akan membelamu sungguh-sungguh.”

Waraqah ternyata meninggal dunia ketika wahyu sempat terputus beberapa lama setelah wahyu pertama.

====================

Referensi :
Ar Rahiqul-Makhtum oleh Syekh Syafiyyur-Rahman Mubarakfury, terjemahan : Abdullah Haidir, Hal 21, Penerbit Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang al-Sulay, Riyadh, KSA, Cetakan Pertama Juni 2005.

Bacalah

Senin, 21 Ramadhan, ketika Rasulullah saw berusia 40 tahun (Menurut perhitungan kalender hijriah). Malaikat Jibril datang kepadanya dan memeluknya sebanyak 3 kali, setiap kali memeluknya dia berkata : “Bacalah,” Setiap kali itu pula Rasulullah saw menjawab “Saya tidak dapat membaca”. Setelah itu Jibril membacakan QS Al-Alaq : 1-5.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha mulia. Yang mengajarkan (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al-Alaq 96: 1-5)

====================

Referensi :
Ar Rahiqul-Makhtum oleh Syekh Syafiyyur-Rahman Mubarakfury, terjemahan : Abdullah Haidir, Hal 20, Penerbit Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang al-Sulay, Riyadh, KSA, Cetakan Pertama Juni 2005.
Quran dan Terjemahan Al Hidayah tafsir kitab Al Munir karya Imam Nawawi Al Bantany, Ulama banten yang mengajar di Masjidil Haram, Wafat 1897 M , Penerbit Kalim.